Copyright © Cerita Mila
Design by Dzignine edited milaizzatul
Thursday 23 May 2013

cinta?

baiklah, kali ini gue bikin postingan di suatu sudut kampus gue yang (sering) sepi tapi gue ngerasa nyaman banget disini. :D

seperti biasa, gue mau menumpahkan apa yang gak bisa terucap dari mulut gue. suatu cerita tentang cerita. halllah

beberapa hari yang lalu, di kantin, untuk yang kesekian kalinya, gue mendengar kisah seseorang yang lagi bingung, sumpah bingungnya tuh bingung banget, melebihi bingungnya gue menghadapi soal kuis Matematika Dasar. hahaha
tau gak dia ngebingung apa?
Bingung gara-gara dia gak punya pacar dan bingung karna dia udah jomlo lama banget -__- GUBRAK!
dan gue bertanya pada diri gue sendiri. "ampun dah, gak ada lagi apa ya prestasi yang lebih PENTING dibanding menyandang status In Relationship?" gak ngelakuian maksiat kok bingung? ckckck
pandangan gue tentang pacaran, selain itu memang dilarang keras sama Islam, larangan itu masuk aja ke logika gue. Kenapa sampai saat ini gue belum percaya dengan ucapan "suka, sayang, blablablabla" dari seorang cowok, itu karena gue yakin itu cuma perasaan sementara dan bagian dari sifat kekanak-kanakannya. paling-paling cuma bertahan beberapa bulan. dan gue kasian aja sama cowok itu, perjalanannya yang seharusnya masih panjang buru-buru diikat sama suatu komitmen. karna bagi gue, cowok itu kalo mengucapkan suatu hal harus benar-benar bisa dipegang dan bukan main-main. :)
so, kalo lo lagi suka sama orang gimana? *gile, jarang-jarang nih gue bikin postingan kayak gini hahaha*
ehem
Terus, sambil menikmati semangkok mie yamin, gue berpikir tentang sebagian hidup gue yang selalu bermain-main dengan hal yang satu ini. cieeeee~
gak bisa dipungkiri, gue emang gak bisa lepas sepenuhnya dari perasaan ini. awalnya gue menganggap hal ini bencana buat gue jadi gue suka ngeluh "kenapa harus sekarang sih?" -_- tapi ya mau gimana lagi, orang ini fitrahnya manusia.

seperti saat ini, bisa-bisanya ada seseorang masuk di hidup gue, entah die yang masuk ke hidup gue, atau gue justru yang masuk ke kehidupan ni orang -__-" dan gue juga gak habis pikir kenapa harus orang yang satu ini.
orang yang awalnya gue anggap sebagai kakak, teman, dan hal-hal standar lainnya bisa mendadak mengubah seorang Mila jadi orang aneh
selalu berpikir puluhan kali hanya kalo lagi ngomong sama orang itu
atau sering menyusun banyak kata buat ngobrol dengannya tapi giliran udah ngomong yang keluar cuma kata "oooh gitu. *terus banyak cengengesannya*" -.-
atau jadi satu-satunya orang yang gak berani melihat matanya waktu ngobrol
atau jadi satu-satunya orang yang menertawakan guyonannya
atau jadi satu-satunya orang yang setuju dengan pendapatnya padahal ngerti maksudnya aja kagak. hhaha
atau pengen banget ketemu, tapi giliran ngeliat orangnya jalan mendekat, gue malah memanglingkan wajah dan cuma bisa liat tasnya setelah papasan
atau pengen banget di-sms, tapi giliran sms-nya masuk ragu-ragu mau dibales apa nggak
atau kalaupun membalas, udah bikin tulisan berpage-page tapi yang ke-send cuma "iya :) *ditambah satu-tiga kalimat efektif saja*
atau jadi orang yang setiap hari selalu pengen denger suaranya
dan atau-atau yang lainnya

oke, kau tau guys lama-lama gue mikir hal itu juga membosankan sangat membosankan dan gak kalah 'gak penting'nya dibandingkan cerita gue diawal tadi.
seolah-olah gue sedang menunggu sesuatu, padahal kalo dipikir-pikir nungguin apaan coba? jahahaha kalau kau tau siapa orang yang gue maksud, itu sama aja kayak cinderella mengharapkan pangerannya. <____ p="">
*plis banget ini kenapa gue malah cerita hal aneh macam ini -_-*

ya apapun pendapat mu lah ya. gue cuma mau berbagi kalau terkadang kita gak pengen hal-hal yang sudah pasti terjadi harus terjadi lebih cepat dari yang kita harapkan, seperti pertemuan, perpisahan, kematian, kesuksesan, dan lain sebagainya termasuk jatuh cinta. *tepok jidat*

selalu rumit dan jujur aja bagi gue ngomongin "cinta" itu masih hal yang tabu. gue belom siap meski setiap hari gue dihujani rasa ini dari keluarga, sahabat, dan saudara.
Perasaan yang entah apalah itu namanya, memang suatu anugerah sekaligus cobaan. gue analogikan seperti api. bisa jadi penghangat, tapi bisa jadi bencana.
perasaan ini bisa jadi akselerasi kita untuk semakin dekat dengan Sang Maha Pemberi Cinta, tapi juga bisa jadi akselerasi kita untuk semakin jauh dari Nya dan sebagai kunci utama setan untuk mangacak-acak hidup kita. Naudzubillahimindzalik.

contohnya aja kayak cerita gue yang pertama, kenapa harus sibuk mencari PACAR -_- mending sibuk nyari banyak amal ibadah yang berserakan di planet ini, atau cerita gue yang kedua, kenapa harus repot-repot bertingkah KHUSUS untuk seseorang yang belom tentu dia satu frekuwensi. mending sering-sering nyamain frekuwensi sama Allah dengan berusaha sholat yg khusyu'. kenapa harus buang-buang energi otak buat mikirin orang itu, emang dia mikirin elo?! mending rajin-rajin dzikir, mengingat Allah yang gak pernah sedetik pun melupakan kita. kadang gue inget sama ini, tapi kadang gue lupa juga. #plak

gue jadi inget, mungkin ini kelemahan gue, soal ujian dari Allah yang belum pernah gue selesaikan dengan baik. keseringan lupa, keseringan malah membuat langkah mundur *astaghfirullah* mungkin keputusan gue saat ini, gue lebih baik mengembalikan perasaan ini lagi ke Yang Maha Memiliki. biarin hal ini datang lagi di saat yang paling tepat disaat gue udah siap. karena sekarang gue masih menyiapkan diri dulu untuk menjadi sosok yang baik, karena janji Allah kan manusia yang baik hanya untuk manusia yang baik pula :) hehehe

jadi ya, api yang akhir-akhir ini udah terlanjur gue main-mainin, harus segera gue padamkan,
apalagi parahnya gue main api di tengah-tengah semak-semak,
sebelum api yang gue main-main-in ini membesar dan mengepung gue, dan sebelum luka bakar yang gue terima bakal semakin banyak. gue harus menyudahinya...
ya menyudahinya . . 

0 komen:

Post a Comment

waktunya komentaaar