Copyright © Cerita Mila
Design by Dzignine edited milaizzatul
Wednesday 27 February 2013

Mundur


dari dulu gue selalu minta kepada Allah
meminta sebuah lukisan yang saaaaaaaaaaaangat besar, saaaaaaaaanget indah, dan hanya gue satu-satunya manusia yang memilikinya.

Well, permintaan dikabulkan
Allah memberikan gue kepingan demi kepingan besar
Beberapa bagus, beberapa ringan, dan memiliki nilai keindahan
Tak jarang juga kepingan yang diberikan buruk, sangat berat, tidak jelas, bahkan rasanya gue ingin membuangnya
Tapi bagaimana lagi, gue harus menyusunnya, apapun itu.
Suka atau tidak suka. Indah ataupun buruk

Sekarang,
Sudah ribuan kepingan gue susun,
Gue masih gak ngerti sebenarnya ini apa, saking besarnya.
Dan gue punya ide,

Mundur beberapa langkah,
Gue melihat betapa menakjubkannya hal yang ada di depan mata ini
Lukisan yang luuuuuuuar biasa, sangat indah, penuh warna
Persis seperti yang gue minta

Penasaran,
Gue masih menunggu bagian-bagian lain dari lukisan ini
Gue yakin ini akan menjadi lukisan yang sangat luar biasa
Dan di akhir kepingan yang akan gue pasang nanti,
Gue sekali lagi akan mundur beberapa langkah dan melihat,
Betapa Allah menyayangi gue lebih dari diri gue sendiri :)


---------
Jika tidak percaya apakah kita bisa melewati suatu cobaan yang ada di depan mata kita,
kita perlu melihat mundur segala cerita hidup yang telah kita lalui,
Karena cerita saat ini adalah hasil keberhasilan kita melewati segala tantangan yang lalu. :)
Monday 25 February 2013

di Tempat Ini

gue gak pernah menyangka gue akan berhadapan dengan masalah ini,
gue gak pernah menyangka bahwa zona aman gue justru menjadi zona penyandraan.
belum pernah gue merasa kehilangan diri gue
belum pernah gue merasa bahwa gue adalah orang lain
asing menjadi diri sendiri
asing bersama orang-orang yang telah gue kenal dekat
bersalah dengan prinsip hidup sendiri
bersalah berada di tempat yang benar

gue ,
gue seperti masuk ke dalam suatu wadah yang salah satu sisinya bercahaya sangat menyilaukan.
Sisi itu selalu berusaha mendekati gue dan menyuruh gue masuk ke dalamnya.
Silau! bahkan terlalu silau untuk menghadapkan wajah ini.
gue berlari. lari. lari dan lari.
Tapi semakin gue berlari wadah ini semakin mengecil. mengecil. mengepung
dan sekarang gue gak tau harus lari kemana lagi.
pilihannya cuma dua, memaksakan diri masuk ke dalam cahaya yang ada di depan gue,
atau keluar dari wadah ini dengan segala resiko yang ada di luar sana.

Gue pengen tahu mengapa
Mengapa Allah menjebak gue di tempat yang seperti ini
Tempat yang nyaman,
orang-orang yang dekat dengan malaikat
orang-orang yang selalu tahu bagaimana membuat gue bahagia
Ini baik, anugerah untuk setiap episode hidup gue
Tapi mengapa gue justru takut
Takut kehilangan mereka
Tempat ini kuat karena mereka
Bagaimana jika justru gue yang merobohkan semua ini
dan semua ini membuat gue mulai merasa ragu,
Ragu dengan diri gue sendiri yang entah pantas atau tidak ada di sini. ya di tempat ini.